Integrated Farming BP3L dengan 6 Komoditas, Prioritasnya Lada
dilaporkan: Setiawan Liu

Penanaman porang di kebun Desa Cambai diyakini prospektif, tapi belum menjadi komoditas unggulan Babel. Penanaman porang berlangsung mulai tanggal 22 Juli 2020, sumbernya bibit katak. Selama sembilan bulan (Juli 2020 – sekarang), BP3L mengambil satu yang sudah mengalami dorman (masa istirahat, daunnya layu sehingga tampak seolah-olah mati). Ternyata, beratnya porang tersebut mencapai dua kilogram. Hasil panen porang ini di luar perkiraan BP3L karena hanya dari bibit katak dan satu musim tanam. “Satu musim tanam mencapai dua kilo, ini baru pertama kalinya. Kami masih terus meningkatkan. Harapan, kami harus menghasilkan 2,5 – 3 kilogram dari satu musim tanam. Sumber bibit juga dari katak. Yang penting, perawatan saja, treatment lahan awalnya, tanah harus gembur. Kami harus perhatikan untuk menghasilkan umbi (porang) yang besar,” kata Rafki melalui sambungan telepon.

Tapi talas beneng sempat booming di Pandeglang dan kantor dinas pertanian cepat mengordinasi para petani dan pemilik lahan. Selain daunnya dengan rajangan untuk tembakau, umbi dimanfaatkan untuk tepung. Kulitnya yang menjadi waste (limbah) digiling jadi bahan produk. Kondisi existing, ada 50 hektar lahan yang potensial untuk penanaman talas di Blitar. Perhitungan modal awal usahanya, yakni proses pembayaran per tanggal 1 setiap bulan. Artinya, petani mulai tanam talas, rajang dan jemur sampai tembakau di press dengan ukurang 50 cm. Lalu tembakau di packing dengan kardus pada tanggal 13 setiap bulan. Proses pengiriman melalui pelabuhan per tanggal 15, sampai pencairan dana. “Berarti tanggal 16, petani panen. Karena modal kan hanya satu (putaran), periode tanggal 1 – 15. Kalau ada modal untuk panen terusan, berarti (tanam) tgl 2, cair tgl 16, (tanam lagi) tgl 3 cair pada tgl 17, dan seterusnya. Karena modalnya satu periode,” katanya. (sl/IM)















