JAKARTA – Markas Besar Polis Diraja (Kepolisian) Malaysia di Bukit Aman, Kuala Lumpur, memeriksa ulang sebab kematian tiga WNI yang disebut sebagai perampok berbahaya. Mereka ditembak mati sejumlah polisi dari Balai Polis (Polsek) Damansara Damai di Kota Puteri, Negara Bagian Selangor, Selasa (16/3) dini hari. Jenazah ketiga WNI–Musdi (38), Abdul Sunu (39), dan Muchlis (25)–itu akhirnya diotopsi ulang di RS Bhayangkara, Surabaya, Rabu (7/4), sebelum dikebumikan.

Dubes RI dalam pertemuan memberikan sejumlah dokumen penting terkait tewasnya ketiga WNI pekerja bangunan yang di dalam edaran pers PDRM yang dilansir harian The New Straits Times (NST) disebut sebagai kawanan perampok yang sudah 19 kali menyamun. Kepala Polis Selangor Datuk Khalid Abu Bakar mengatakan dalam jumpa pers bahwa PDRM mengamankan sebuah senapan rakitan dan dua bilah parang dari ketiga WNI yang ditembak mati.
”PDRM dalam pertemuan itu menjamin keamanan para saksi dan akan menyelidiki lebih lanjut secara obyektif. Hasil penyelidikan akan disampaikan ke KBRI,” ujar Widyarka. Jika keterangan para saksi teman kerja ketiga WNI
Akhir pekan lalu, PDRM mengirim utusan untuk mengambil keterangan awal terhadap seorang saksi di KBRI. Proses penyelidikan ulang secara resmi dimulai Senin (3/5) di Bukit Aman.Sekurangnya empat saksi WNI dihadirkan ke Bukit Aman. Kedatangan mereka, kata Widyarka, didampingi senior liaison officer (SLO) Polri dan pengacara (peguam bela) yang disewa KBRI.
Diamankan KBRI – Sejumlah saksi kunci yang mengaku melihat PDRM menjemput ketiga WNI dalam keadaan hidup di Wisma Harmoni I diamankan KBRI. ”Kita menampung beberapa saksi kunci di Wisma Duta di Kuala Lumpur,” ujar Widyarka. KBRI Kuala Lumpur juga sedang menunggu hasil otopsi ulang RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, untuk mendapat keterangan penyebab kematian.

Keterangan itu bertolak belakang dengan informasi resmi PDRM yang menyatakan bahwa ketiga WNI ditembak setelah terjadi kejar-kejaran antara mobil Proton Waja yang dikendarai Musdi dan kawan-kawan dan polis. Setelah menabrak pohon, Musdi dan kawan-kawan berusaha menyerang polisi dengan pistol dan parang sehingga ditembak mati.
Namun, keterangan itu bertentangan dengan informasi para saksi yang mengatakan, para WNI yang tewas ditembak dikabarkan tidak bisa memandu kereta (mengemudi mobil).
Pekan lalu, PDRM juga menembak mati seorang remaja Malaysia di pinggiran Kuala Lumpur karena diduga penjahat. Tindakan itu memancing kritik masyarakat. (ONG/Kompas/IM)















