Wisatawan Terdampar Tidak Kurangi Jumlah Turis Berlibur ke Karimunjawa
dilaporkan: Setiawan Liu
Jepara, 9 Juli 2019/Indonesia Media – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) atau tour guide Karimunjawa, Jepara Jawa Tengah (Jateng) tetap antisipasi kemungkinan wisatawan terdampar, kendatipun kejadian dari tahun ke tahun semakin berkurang. “Terutama tahun 2013 – 2015, tercatat sekitar 700 wisatawan dalam dan luar negeri terdampar. Setelah itu, jumlahnya semakin menurun,” Agus, salah satu tour guide Karimunjawa mengatakan kepada Redaksi.
Cuaca buruk tentunya penyebab wisatawan terdampar, termasuk pada saat libur panjang Lebaran. wisatawan pada saat itu khawatir kalau nekat menyeberang ke pulau Jawa dari Karimun Jawa. operasional kapal penyebrangan terutama ukuran kecil seperti ferry alami kendala. “Lamanya (wisatawan) terdampar bisa berhari-hari, dan sangat tergantung cuaca. ada juga wisatawan yang trauma untuk kembali ke Karimunjawa. Cuaca buruk, biasanya gelombang (ombak) tinggi disertai angin dan hujan besar,” kata Agus.
sebagaimana liburan saat para wisatawan melepaskan diri dari segala penat dan rutinitas pekerjaan. Tapi karena beberapa wisatawan kurang antisipastif, suasana liburan sebaliknya menjadi suasana sengsara. “Tapi sekarang kami sebagai pemandu wisata juga aktif mengomunikasikan kondisi cuaca terkait dengan penyebrangan (ke Karimunjawa) dari Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) maupun Jepara. Wisatawan juga sudah mulai mengerti kondisi musim barat, (yakni) cuaca buruk,” kata Agus.
Kondisinya masih beruntung, kalau masyarakat lokal di Karimunjawa menyediakan makanan untuk wisatawan yang terdampar. beberapa agen wisata memang aktif menawarkan paket-paket keindahan Karimunjawa. sehingga, wisatawan terutama anak-anak muda baik cewek maupun cowok antusias berenang, snorkeling,menyelam di tengah laut Karimunjawa. Bahkan atraksi bermain dengan ikan-ikan hiu juga menjadi daya tarik tersendiri di Karimunjawa. Suasana wisata penuh pesona alam bawah laut yakni terumbu karang. Wisatawan pada umumnya berekreasi snorkeling menikmati keindahan terumbu karang, ikan-ikan hias. selain, tour darat seperti pemandangan Bukit Love, tracking mangrove, dan lain sebagainya. “Sekarang, sudah ada Kapal Pelni (perusahaan pelayaran nasional Indonesia) berukuran besar. tepatnya sejak tahun 2017, bantuan Kapal besar termasuk dari Pemerintah, sehingga wisatawan tidak terlalu khawatir terdampar. Kalau wisatawan yang berkantong tebal (berduit), mereka bisa naik pesawat. Ada rute Karimunjawa – Surabaya, Karimunjawa – Semarang. Semakin banyak turis berlibur di Karimunjawa dari tahun ke tahun. Beberapa spot (lokasi) seperti Pantai Bobi sangat indah terutama pasir putihnya,” kata Agus.
Di tempat yang sama, pemandu wisata lain, yakni Bejo optimis dengan Karimunjawa sebagai daerah tujuan wisata. Jumlah penduduk Karimunjawa yang tersebar di beberapa pulau besar mencapai sekitar 10.000 (sepuluh ribu) jiwa. tercatat, ada sekitar 25 pulau yang tersebar, baik kecil maupun besar di kecamatan Karimunjawa. Sebagian pulau tidak berpenghuni. Sebagian besar penduduknya bermata-pencaharian nelayan. seiring dengan semakin meningkatnya jumlah turis ke Karimunjawa, banyak yang beralih menjadi pemandu wisata. “Kalau gelombang tinggi, tamu (turis) sepi. Tetapi saya tidak mengeluh. Saya optimis Karimunjawa akan semakin diminati sebagai daerah tujuan wisata. Turis dari Eropah, termasuk China juga semakin melirik Karimunjawa. Biaya liburan ke Karimunjawa jauh lebih murah ketimbang (liburan) di Bali, Lombok (Nusa Tenggara Barat),” Bejo mengatakan kepada Redaksi.
Masyarakat di Karimunjawa juga semakin sadar dengan kebersihan, dan upaya menjaga laut. Beberapa pengumuman disebar-luaskan terutama larangan untuk buang sampah ke tengah laut. Kendatipun, sampah plastik juga masih terlihat mengambang di tengah laut. “Kalau bulan Januari – Maret, turis sepi. Setelah itu, bulan April – Juli, terutama liburan sekolah, turis berdatangan. Kalau cuaca buruk, para pemandu wisata hanya tinggal di rumah. terutama para suami, mereka menangkap ikan di pinggiran laut. Mereka tidak berani menangkap ikan di tengah laut, karena gelombang tinggi,” kata Bejo.(SL/IM)
photo by Vergina Andini Putri