Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak ada tempat bagi niat ataupun gerakan untuk mendirikan negara berbasis agama di Indonesia.
Dalam pidatonya pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (1/6), Presiden menyatakan Indonesia tidak mengenal dasar negara lain selain Pancasila.
Karena itu, lanjut Presiden, niat atau gerakan mendirikan negara berbasis agama di Indonesia sangat bertentangan dengan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dirumuskan oleh para pendiri negara.
“Sebagai Kepala Negara dan juga kepala pemerintahan, saya katakan, niat dan gerakan politik itu bertentangan dengan niat dan semangat kita untuk mendirikan negara berdasarkan Pancasila,” katanya.
Presiden menjelaskan, sejak awal para pendiri negara sangat arif berpikir menjangkau luas ke depan dengan membangun konsensus dasar bahwa Indonesia adalah negara berke-Tuhan-an sekaligus negara nasional, dan bukan negara agama.
Kepala Negara dalam pidatonya juga menyebutkan hasil survei suatu lembaga yang menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia tidak menginginkan adanya gerakan mendirikan negara berbasis agama di tanah air .
Masyarakat berpendapat gerakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan tidak bisa dibiarkan karena bertentangan dengan dasar negara Pancasila