Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut dengan hangat saat tiba di Bandara Internasional Xiaoshan Hangzhou, China.
Presiden Jokowi berjalan di atas karpet merah dan disalami pejabat setempat yang menyambutnya.
Penyambutan berbeda diberikan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Turun dari pesawat kepresidenan yang mengangkutnya, Obama turun lewat tangga darurat pesawat.
Presiden AS Barack Obama tiba di Bandara Internasional Hangzhou China menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One untuk menghadiri KTT G-20. Namun turun dari pesawat, Obama tidak disediakan tangga dari bandara sehingga menggunakan tangga darurat pesawat serta tanpa karpet merah.
Sejumlah media AS menyoroti hal ini. Konon kabarnya, pihak China tidak menyediakan tangga untuk pesawat Kepresidenan AS.
Voa Indonesia melaporkan ketika Presiden Barack Obama tiba di Hangzhou, Sabtu (3/9/2016), ia belum bisa segera turun dari pesawat Air Force One yang membawanya karena tangga untuk itu tidak tersedia, dan ketika ia akhirnya turun dari pesawat, karpet merah yang dihamparkan dalam menyambut kedatangan pemimpin lain ternyata tidak ada bagi Obama.
Obama dalam beberapa kesempatan mengkritik kebijakan China.
Sebelum berangkat menghadiri KTT G 20, Obama kepada CNNberencana memberitahu Beijing bahwa “bakal ada konsekuensi” langkah territorial mereka di daerah yang disengketakan.
“Kalau kamu menandatangani perjanjian yang mengharuskan penggunaan arbitrase internasional mengenai masalah maritim, kenyataan bahwa kamu lebih besar daripada Filipina atau Vietnam atau negara lain. Bukan alasan bagi kamu pergi ke mana-mana untuk menunjukkan kekuatan. Kamu harus mematuhi hukum internasional,” kata Obama dikutip VOA Indonesia.
Jokowi dan Obama berada di China untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 4-5 September 201 di Hangzhou.
Disindir SBY
Sebelumnya, Mantan Presiden RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, mengingatkan pemerintahan Joko Widodo agar tidak berfokus pada satu negara tertentu untuk melakukan kerjasama, terutama kerjasama dalam membangun ekonomi di ASEAN.
“Konon Tiongkok (China) akan mengajak kita semua membangun ekonomi di ASEAN, masuk India terus sampai ke bagian Timur dari Eropa. Saya ingatkan jangan dilakukan oleh Tiongkok apalagi kalau dikontrol oleh Tiongkok,” kata SBY dalam orasi ilmiahnya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, dua pekan lalu.
Ia menilai, semua negara di ASEAN termasuk di Indonesia harus mengontrol semua perkembangan di kawasan Asia Tenggara.
Dikatakan, Indonesia dapat menjadi negara maju dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.
“Jadi kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan bisa mengembangkan potensi-potensi kita,” ujarnya.
Sejumlah Agenda
Berdasarkan keterangan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, ada pesan utama yang akan disampaikan Presiden dalam KTT G20.
“Pesan utamanya adalah pentingnya keterbukaan informasi antara negara-negara G20, termasuk transparansi sistem perpajakan internasional,” ujar Bey.
Presiden menekankan bahwa Indonesia terus mendorong keseimbangan dan keadilan dalam sistem perdagangan dunia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga akan menekankan bahwa Indonesia memberikan perhatian kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk mendukung ekonomi inklusif serta pembangunan infrastruktur yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dunia.
Sebelum menghadiri KTT G20, Presiden Jokowi dijadwalkan melaksanakan dua pertemuan penting pada tanggal 2 dan 3 September ini.
Pertama, ia akan bertemu Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping dan Presiden Argentina Mauricio Macri.
Kedua, Presiden akan berkunjung ke Shanghai untuk menghadiri pertemuan bisnis, mengunjungi sentra bisnis dan pelatihan vokasional atau kejuruan.
Komen SBY selalu dipentingnya factor “pencitraan”,pencitraan dan pencitraan. lain dg JKW essensinya apa??
Dan sambutan Negara 2 yg menerimanya juga melihat ,factor “korupsi”,korupsi……. sehingga negara2 itu melihatyg tdk akan adanya peningkatkan hubungan kerja yg diharapkan,utk apa .susah2 Dari semboyan2nya :”Katakan,tidak utk korupsi”….nyatanya .
Sayangnya ,kurang rasa :”rumangsa” dari pd “merasa” .Sebaiknya pers jangan terlalu banyak memuat komen2nya.