Riset terbaru mengungkap dua fakta mengejutkan tentang kematian raja Mesir Kuno, Tutankhamun atau Raja Tut yang masih berusia 17 tahun ketika tewas.
Ada dua fakta yang mengejutkan para ilmuwan. Pertama, mayat Raja Tut yang memerintah Mesir dari tahun 1332 – 1323 SM terbakar di sarkofagus setelah proses mumifikasi. Kedua, Raja Tut mungkin mati akibat kecelakaan.
Chris Nauton, pakar sejarah Mesir Kuno dan direktur Egypt Exploration Society, mulai melakukan investigasi setelah menemukan referensi dugaan terbakarnya mayat Raja Tut dari catatan Howard Carter, ilmuwan yang menemukan kuburan raja Tut.
Lewat riset, Nauton menemukan bahwa berdasarkan analisis sinar X dan mikroskop elektron, tubuh Raja Tut memang terbakar.
Sebab terbakar, seperti diberitakan Foxnews, Senin (4/11/2013), adalah minyak yang digunakan untuk pembalsaman yang merendam dan kemudian bereaksi dengan oksigen. Komponen itu bereaksi sehingga “memasak” tubuh Raja Tut pada suhu yang sangat tinggi, hingga 200 derajat celsius.
“Di samping semua perhatian yang ditujukan pada mumi Tut selama bertahun-tahun, kondisi aneh pada mumi sepertinya tak begitu diperhatikan,” ungkap Naunton.
“Hangusnya tubuh dan kemungkinan proses mumifikasi memicu pembakaran segera setelah penguburan adalah sesuatu yang sangat tak terduga,” imbuhnya.
Untuk mengungkap sebab kematian, Naunton melakukan otopsi virtual. Terungkap, kematian Raja Tut memang terjadi akibat kecelakaan. Menurut Livescience, Senin, kecelakaan menyebabkan hancurnya tulang rusuk dan pinggul.