. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku salah memprediksi dampak banjir. Bagaimana tidak, air yang biasanya tidak pernah merambah area yang bebas banjir, justru diterjang juga.
“Ya kita merasa kecolongan. Karena selama ini yang kita pikirkan, kalau habis hujan, ada genangan air, surut lagi. Aliran hujan pasti lancar. Kan karena saluran sudah dibersihkan,” kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (6/2).
Ahok berkilah, proyek normalisasi saluran mikro ini tidak akan pernah berhasil bila pola perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan tidak berubah. Menurutnya, banjir yang kemarin Rabu (5/2) juga menimpa Istana akibat dari sampah-sampah yang dibuang secara sembarangan oleh warga.
“Tetapi orang itu kan buang sampah juga. Nah kita nggak hitung buang sampahnya orang-orang itu. Jadi tersumbat, dan banjir meluas,” kilah Ahok.
Agar hal serupa tidak terulang kembali, Ahok akan menginstruksikan Satgas Genangan Air untuk menjaga setiap enam kilometer area rentan genangan. Satgas ini akan menjaga dan membersihkan seluruh saluran dari sampah.
“Ya, dengan Satgas Genangan Air. Jadi setiap jalan, ada Satgas Genangan Air yang bertanggung jawab. Seperti zaman Belanda, setiap 6 kilometer ada mandornya. Satgasnya sudah ada, tetapi Dinas PU belum kasih data ke kita,” tuturnya.
Satgas Aaluran Air ini sudah terbentuk sejak November 2013 lalu di bawah komando Dinas PU. Satgas ini akan menjaga seluruh saluran lubang air agar terbebas dari tumpukan sampah. Sehingga genangan tidak muncul dan menyebabkan banjir yang berkepanjangan. [zul]
Warga buang sampah sembarangan adalah Kontribusi terbesar bagi Banjir Jakarta, biar hujan besar atau lama juga bilamana pintu air atau sungai Tidak Mampet Pasti Tidak Banjir, halo Warga Jakarta kapan mau sadarnya ??