INTI Jabar Mau Tingkatkan Playing Field UMKM


INTI Jabar Mau Tingkatkan Playing Field UMKM
dilaporkan: Liu Setiawan

 

Bandung, 5 Juli 2025/Indonesia Media – DPD Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Barat (Jabar) melihat urgensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) khususnya di Bandung dan sekitarnya, mulai meningkatkan strategi pengembangan bisnis untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Ada berbagai upaya pendekatan dan taktik yang dapat diadopsi UMKM untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas bisnis. “Playing field UMKM bisa naik dengan berbagai strategi. Misalkan usaha resto atau café, harus bisa menjaga kekhasan rasa dan harga bersaing dan perlu standarisasi juga,” ketua bidang ekonomi INTI Jabar, Selfana Gunawan atau Go Lie Hong mengatakan kepada Redaksi.

UMKM tetap punya banyak peluang, namun juga penuh dengan tantangan. Siap atau tidak, UMKM harus berani meningkatkan playing field nya sehingga mencapai profitabilitas yang layak. Ia mencontoh strategi berpeluang (bisnis), dari tidak ada menjadi dengan mengidentifikasi kebutuhan pasar, mengembangkan ide kreatif, dan memanfaatkan sumber daya yang ada. “resto seafood di Bandung yang saya kelola. Awalnya tidak ada, lalu menjadi ada. Dulu, orang Bandung jarang makan seafood di Bandung, tapi mereka pergi ke Jakarta. Sehingga saya berpikir untuk buka usaha seafood di Bandung. Saya merintis dari nol sampai membangun branding Seafood Bandung,” kata alumni fakultas teknik industri ITN Malang.

Selain mindset harus dimiliki UMKM demi kesuksesan bisnis, dari hal yang paling kentara yakni cermat mempertimbangkan risiko. Banyak UMKM yang ketika sudah mulai berhasil, mereka cenderung jor-joran menambah aset. Beberapa UMKM di Bandung, ketika omset penjualan meningkat, mereka mengambil langkah berani penuh risiko. Salah satunya, mereka sering sewa gedung mewah dan mahal untuk lahan usahanya. “Kalau omzet mulai meningkat, mereka langsung sewa gedung mewah, takutnya RoI (return of investment) atau titik impas nggak tercapai. Perilaku yang kurang cermat, salah kaprah akhirnya berujung gagal,” kata pemilik usaha resto seafood di Jl. Soka Bandung.

Di sisi lain, INTI Jabar juga akan terus mendorong UMKM secara riil. Kegiatan INTI tidak melulu bagi-bagi takjil gratis, donor darah dan lain sebagainya. Tetapi program pengembangan UMKM akan mengarah pada kolaborasi pentahelix. Konsep ini mengedepankan sinergi antara lima unsur utama dalam suatu kegiatan atau program, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media. “Pers bisa menyebarkan info yang motivatif untuk UMKM untuk tujuan yang sama (dengan INTI). Ada snowball yang menggulung, sinergis INTI dengan UMKM. Kegiatan social orang Tionghoa bisa semakin mereduksi perlakuan diskriminatif. Ini untuk kepentingan Bangsa Indonesia, sehingga tidak ada lagi luka batin utk generasi mendatang. Semua pihak terdorong membangun bangsa Indonesia mulai dari ormas, pers, akademisi, dan lain sebagainya,” kata perempuan kelahiran Tulungagung Jawa Timur. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *