FEB 2024 : RIO DE JANEIRO # 10 : LAPA ARCHES , PORTUGIS LIBRARY & FEIRA DE SÃO CRISTÓVÃO.
Pagi ini kita mengunjungi tempat lokal yang tidak akan pernah didatangi oleh travel pada umumnya.
Salah satunya adalah LAPA ARCHES.= CARIOCA AQUEDUCT.
Saluran air yang dibangun pada pertengahan abad ke 18 yang mengalirkan air bersih
dariIsungai Carioca ke kota Rio.
Terletak ditengah kota di daerah Lapa.
Sejak akhir abad ke 19, berfungsi untuk rel dari Santa Teresa tramway yang menghubungkan pusat
kota dengan area Santa Teresa di puncak bukit.
Panjangnya 270 meter , dengan ketinggian 64 meter. Terdiri dari 2 tingkat dan mempunyai 42 cekungan
yang masing masing tingginya 17.6 meter.
Mulai dibangun pada tahun 1718.
Pada jaman dulu, kota Rio terdiri dari rawa rawa, Mereka harus memanggul air bersih dari sungai
Carioca yang letaknya cukup jauh.. Semula direncanakan akan membangun saluran saluran air. Tetapi
gagal, karena kesulitan teknis dan keuangan.
Baru pada pemerintahan Gubernur Aires de Saldanha ( 1729 – 1725 ) dibanguan aqueduct tersebut.
Maka 1723, mengalirlah air bersih di Baroque Fountain yang berada di Santo Antonio square .
Tahun 1733 – 1763, aqueduct ini diperbaharui dengan struktur yang lebih besar. Dibawah pengawasan
seorang insinyur militer Portugis , Jose Fernandes Pinto.
Strukturnya persis sama dengan Aguas Livres Aqueduct di Lisbon. Selesai pada tahun 1750.
Area ini cukup rawan,tidak aman. Kita mau mengunjunginya, karena bentuknya yang indah unik, bagus
untuk berfoto.
Waktu kita mau turun, Ulysses ,bodyguard dan photographer kita, tidak mengijinkan membawa tas.
Semua tas disembunyikan di dalam mobil. Dan dia meng ultimatum, tidak boleh lama lama, setelah
potret , langsung kembali ke mobil.
Waktu kita datang masih sepi tidak ada seorangpun, .di kejauhan hanya terlihat dua orang pengemis.
Mungkin masih pagi. Maka kita bebas berpose. Sayang sekali kalau struktur yang begitu indah
terlewatkan.
Tidak jauh dari tempat ini, terletak slum area, Area penduduk miskin. Mungkin inilah yang membuat
sering terjadi kejahatan. Menurut Marilia, kebanyakkan yang berdomisili di sana adalah para imigran
dari negara sekitarnya.
Kita beruntung mempunyai bodyguard yang bertubuh kekar, Sehingga merasa cukup aman.
Setelah puas, kita menuju ke PORTUGIS LIBRARY.
Mobil diparkir di ujung jalan, sepanjang jalan menuju ke perpustakaan itu, tembok tembok gedungnya
penuh dengan gravity. Waktu saya memotret nya, Ulysses melarang, mungkin dia malu.
Terletak di Luis de Camoes street no 30. Di pusat kota Rio. Terdaftar sebagai State Institute of Cultural
Heritage.. Penuh dengan buku buku sejarah Portugis.
Memasuki ruangan library ini, wahhh cukup tertegun, karena sangat artistik dengan begitu banyak buku
buku yang tersusun rapih
Tidak heran, oleh Time Magazine ( Juli 2014 ) dinobatkan sebagai urutan ke 4 dari 20 perpustakaa
yang terindah di dunia.
Dibangun pada tahun 1837 oleh sekelompok imigran Portugis dengan maksud mempromosikan culture
Portugis kepada penduduk Brasil.
Gedungnya di design oleh arsitek Portugis Rafael da Silva e Castro. dari 1880 sampai 1887 dengan
style Neo Manueline.
Penanaman batu pertama 10 juni 1880 dilakukan oleh Raja Pedro II ( 1831 – 1889 ). Dan diresmikan
pada tanggal 10 September 1887 oleh Putri mahkota Brasil Isabel beserta suaminya Prince Gaton.
Sebanyak 350,000 buku tersusun rapih dalam rak kayu empat tingkat. Langit langit stained glass dome
dengan chandelier yang anggun , merupakan yang pertama di Brasil.
Terdapat patung perak dan marmer dari Pedro Alvares Cabral yang tingginya 1.7 meter.
Baru dibuka untuk umum pada tahun 1900.
Kita sangat beruntung dapat berkunjung kesini.
Sudah saatnya untuk lunch, pantas perut sudah keroncongan. Kita dibawa ke FEIRA DE SAO
CRISTOVAO.
Mirip dengan central market di downtown Los Angeles. Banyak kios kios yang menjual barang maupun
makanan.
Kita masuk ke satu toko, yang menjual tas tas kerajinan tangan. harganya murah banget. Di area turis
lebih mahal empat kali lipat. Tentu kita membeli tas yang sangat khas tersebut, terbuat dari potongan
kayu warna warni , tidak pernah melihat ditempat lain.
Masuk ke restoran yang terbesar disitu. Buku menu dalam bahasa Inggris hanya satu. Karena jarang
sekali turis bahasa Inggris yang datang. Umumnya orang lokal saja.
Maka Ulysses dan Monica yang bertanggung jawab dalam pengorderan. Kita order beef steak . Disini
french fries nya diganti dengan singkong goreng.
Brasil banyak menghasilkan singkong. kroketnya pun tidak menggunakan kentang, tapi dari singkong.
Lebih enak karena legit sekali.
Brazilian rice dishes dan dessert flan creme caramel nya juga sangat special.
Suasana disini seperti market di perkampungan saja. maka di segala sudut kita berfoto .
Sampai disini dulu saja ya , disambung lagi di next issue .( es / IM )
FOTO FOTO DAPAT DILIHAT DI FB . WWW.INDONESIAMEDIA.COM