Kementerian BUMN saat ini memilih beberapa generasi milenial untuk memimpin di perusahaan. Ini sekaligus bentuk ikrar Menteri BUMN, Erick Thohir dalam meremajakan perusahaan pelat merah.
Menteri Erick memamerkan salah satu direksi termuda di BUMN di akun sosial media instagramnya. Sosok direksi muda itu adalah Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol I Ketut Adiputra Karang berusia 31 tahun.
Menurutnya menjadi salah satu direksi termuda BUMN tidak mudah dan butuh kerja keras. Semangat tinggi yang dimiliki Adiputra telah membuahkan hasil.
“Ini bisa menjadi contoh anak-anak muda Indonesia untuk tetap berusaha dalam mengembangkan diri menjadi pribadi yang berakhlak, jujur dan bertanggung jawab. Apapun yang kita lakukan, jangan pernah menyerah dan terus berinovasi demi Indonesia maju,” tulis Erick Thohir.
Adiputra Karang meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas Udayana pada tahun 2011. Sebelum menjadi direktur utama, Adiputra sebelumnya menjabat sebagai Toll Collection Department Head Operation & Maintenance Management Group.
Mengawali karier di PT Jasa Marga (Persero) Tbk tahun 2012 sebagai Staf Pratama Satu Bagian Hubungan Industrial, 2013 s.d 2016 menjabat sebagai Assistant Manager Toll Collection System Planning and Related System Divisi Operation Management dan 2016 sampai dengan 2018 Toll Collection System Planning Manager Divisi Operation Management.
Pengangkatan generasi milenial sebagai petinggi BUMN juga pernah diterapkan di era Menteri Dahlan Iskan. Yuk simak faktanya saat itu.
Era Dahlan Iskan
Sebelum dilantik menjadi Menteri badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan punya perjanjian khusus dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dahlan akan membentuk dream team di perusahaan-perusahaan BUMN. Salah satu caranya, melakukan perombakan dan menunjuk langsung siapa anak buahnya.
Itu dilakukan Dahlan untuk meningkatkan kinerja perusahaan BUMN. Langkah awal pembenahan Dahlan adalah merombak jajaran direksi perusahaan BUMN, sesuai gambaran idealnya.
Anak buahnya harus sejalan dengan Dahlan. Jika tidak ada sinergi dan kesamaan visi dengan antara anak buah dengan pemegang tongkat komando BUMN, maka sulit meningkatkan kinerja perusahaan pelat merah sesuai harapan Presiden SBY.
Sosok ideal yang menurut Dahlan layak menjadi anak buahnya adalah dari kalangan generasi muda. Selama ini Dahlan memang dikenal sebagai seorang entrepreneur yang mendorong peran anak muda di setiap bidang.
“Kami percaya hanya anak muda yang bisa membuat maju,” ujar Dahlan saat itu.
Dirut muda yang dipercaya Dahlan saat itu ialah Laily Prihatiningtyas sebagai direktur utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, Candi Boko. Tyas, sapaannya, baru berumur 28 tahun. Dia juga tercatat lulusan salah satu universitas di Belanda.
Menurut Dahlan, pengangkatan Tyas sebagai sinyal nantinya petinggi BUMN akan dijabat oleh generasi muda.
“Keputusan yang baik pagi ini, BUMN akan memiliki dirut yang muda, baru berumur 28 tahun lulusan Belanda. Dulu STAN Jakarta, S1 di UI dan S2 di Belanda. Dirut untuk PT TWC Borobudur Prambanan Candi Boko, Laily Prihatiningtyas,” ujar Dahlan usai Rapim di Dok Kodja Bahari (DKB), Tanjung Priok Jakarta.
Menurutnya, penunjukan Tyas sebagai sinyal positif untuk generasi muda, bahwa Kementerian BUMN tidak segan-segan untuk mengangkat anak muda menjadi dirut. Menurut Dahlan, perusahaan-perusahaan swasta sudah sudah terlebih dahulu menerapkan kebijakan ini.( Mdk / IM )