Indonesia dinilai memiliki upaya yang baik dalam menghadapi krisis finansial, namun belum konsisten menerapkan manajemen resiko dalam menghadapi krisis.
Padahal menurutnya, dua komponen tersebut sangat rentan dalam menghadapi krisis finansial global. Untuk mengelolanya dengan baik, pemerintah Indonesia harus memperhatikan beberapa aspek yaitu pendidikan, kesehatan serta perbaikan sektor ekonomi, seperti infrastruktur, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta pertanian.
Ia juga menilai, selain menghindarkan masyarakat dan negara dari krisis, pengelolaan manajemen risiko dengan baik dapat mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif, inovatif serta menciptakan kesempatan-kesempatan baru dalam menjalankan kehidupan. Upaya tersebut, ditegaskannya, juga mampu menekan angka kemiskinan.
Pada kesempatan sama, Suahasil Nazara dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), mengatakan pemerintah terus berupaya menekan angka kemiskinan. Ia mengakui mengelola manajmen risiko dengan baik merupakan salah satu cara menurunkan angka kemiskinan.
Suahasil juga menambahkan, pemerintah dan TNP2K berupaya merespon cepat rekomendasi dari hasil penelitian terkait kemiskinan yang dilakukan lembaga-lembaga asing, termasuk Bank Dunia.
Laporan Bank Dunia mencatat, dalam 25 tahun terakhir dunia telah mengalami berbagai perubahan dan banyak mengarah ke perbaikan sehingga terbentuk serangkaian peluang.
Namun hadirnya berbagai peluang tersebut juga dibarengi oleh berbagai resiko mulai dari kemungkinan hilangnya kesempatan kerja, meningkatnya kejahatan dan penyakit, perusakan lingkungan dan keresahan sosial. Jika resiko-resiko tersebut diabaikan, menurut Bank Dunia akan mengancam tidak tercapainya target berbagai sektor, bahkan menambah angka kemiskinan.
ini berarti Indonesia akan selalu banyak menghadapi Krisis Financial secara beruntun kedepannya, semoga dapat mempersiapkan diri saja untuk menghadapinya karena dapat mengakibatkan Kebangkrutan Negara
Hutang amerika $ 18 T, indonesia hanya $ 300 B.
yang trpenting bagaimana Amerika dapat mengatur cara pembayarannya agar dapat lunas dalam waktu singkat sedangkan Indonesia masih bergumul dengan Korupsi, kapan dapat Melunasinya ?, itu Utang menjadi Utang 7 turunan lah