Departemen Keamanan Dalam Negeri John Roth mengatakan kesalahan terjadi karena sidik jari pelamar hilang dari data pemerintah.
Pemerintah Amerika Serikat keliru memberikan kewarganegaraan kepada lebih dari 800 imigran yang seharusnya dideportasi.
Pemeriksaan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang dirilis Senin (19/9) menemukan 858 imigran datang dari negara-negara yang menimbulkan risiko keamanan nasional bagi AS atau dari negara-negara di mana banyak penipuan menggunakan dokumen keimigrasian. Laporan itu tidak menyebutkan negara-negara yang terlibat.
Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri John Roth mengatakan, para imigran menggunakan nama atau tanggal lahir yang berbeda untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan. Dia mengatakan kesalahan terjadi karena sidik jari pelamar hilang dari data pemerintah.
“Situasi ini menciptakan kesempatan bagi orang-orang untuk mendapatkan hak istimewa sebagai warganegara Amerika lewat penipuan,” kata Roth.
Paling sedikit tiga dari orang-orang yang keliru diberi kewarganegaraan itu telah menggunakan status baru mereka untuk mendapat pekerjaan di bidang keamanan yang sensitif, termasuk bekerja di bandar udara komersial dan fasilitas maritim. Orang ke empat telah menjadi polisi.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika mengatakan dokumen-dokumen keamanan mereka telah dicabut. Para penyidik tahun lalu menemukan 953 kasus lain yang juga tampak mencurigakan.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika mengatakan laporan itu menggarisbawahi apa yang telah lama menjadi tantangan bagi para pejabat imigrasi, yakni fakta bahwa surat-surat keterangan lama yang ditulis diatas kertas yang berisi sidik jari tidak dapat diperiksa secara elektronik.
Pemeriksaan ini menganjurkan agar sidik jari pada surat keterangan diatas kertas dipotret dan ditambahkan kedalam database pemerintah. Pemeriksaan itu juga merekomendasikan bahwa para pejabat menciptakan sistem untuk menilai ratusan orang yang keliru disetujui untuk diberi kewarganegaraan.
Tapi sejauh ini hanya dua orang yang telah dituntut atas tuduhan penipuan dokumen imigrasi.
Para imigran diwajibkan untuk mengungkapkan nama yang mereka gunakan sebelumnya dalam surat menyurat dengan pejabat imigrasi serta sejarah keimigrasian mereka, tetapi kadang-kadang mereka tidak menambahkan informasi itu.( VOA / IM )