Semanggi, 
Insiden penembakan secara brutal terhadap dua anggota polisi di depan Bank Central Asia (BCA) Palu, Sulawesi Selatan, kemarin, menjadi perhatian serius jajaran Polda Metro Jaya. Sebagai salah satu barometer dari polda-polda lainnya, Polda Metro Jaya tidak mau kecolongan seperti yang terjadi di Palu.
“Peristiwa penembakan di Palu tentu membuat kita Polda Metro Jaya lebih siap siaga terutama dalam melakukan penjagaan di tempat-tempat objek vital. Tentu kita akan lebih waspada lagi, karena jika kita lalai maka bisa fatal akibatnya,” papar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Kamis (26/5) siang.
Polda Metro Jaya, kata Baharudin, turut berduka cita atas tewasnya anggota polisi di Palu. Kedua korban yang tewas menjadi Syuhada yang sebenarnya karena gugur dalam melaksanakan tugas. Dua anggota yang tewas ditembak yakni Bripda Andi Ibrar Pra Bhayangkara dan Bripda Januar Yudhistira. Sedangkan Bripda Dedy Anwar luka tembak di kaki.
Polda Metro Jaya juga akan menggelar razia kendaraan. Agar razia berjalan efektif, maka aparat kepolisian memfokuskan sasaran dan lokasi razia. Razia di wilayah ini dipimpin langsung oleh masing-masing Kapolres. “Jadi ditentukan sasarannya apa, misalnya senjata api, maka fokus ke senpi. Bisa juga sasarannya jenis kendaraan tertentu, maka yang dicari kendaraan tertentu itu,” papar Baharudin.
Dikatakan Baharudin, petugas pengamanan memang sebaiknya memakai baju rompi anti peluru. Namun prosedurnya belum menyeluruh mengingat baju rompi itu sangat mahal. Lagi pula kata Baharudin, jika pun ada baju rompi, pakaian tersebut jarang dikenakan anggota karena terlalu berat dan bikin gerah. “Tapi memang rompi ini untuk memperkecil serangan orang. Kalau ada boleh saja dipakai,” ucap Baharudin.Â
Related Posts
