-Pengukuhan Gusti Bendara Pangeran Haryo Prabukusumo sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono XI
oleh sekelompok orang yang menamakan diri Paguyuban Trah Ki Ageng Giring-Ki Ageng Pemanahan
pada Ahad lalu ditentang banyak pihak. Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng
Raden Tumenggung Jatiningrat, mengatakan pengukuhan tersebut tak lebih dari upaya adu domba.
“Kalau ada yang menobatkan Gusti Prabu sebagai raja tanpa kehadirannya, kan jadi tanda tanya.
Maksudnya apa?” tanya cucu Hamengku Buwono VIII yang biasa disapa Romo Tirun itu saat ditemui
Tempo di Tepas Dwarapura Keraton, 13 Juli 2015.
Dia mempertanyakan tempat pengukuhan yang bukan di Sitihinggil keraton, melainkan di petilasan
Keraton Ambarketawang di Kecamatan Gamping, Sleman. “Unsur-unsur memecah-belah dan mengadu
domba sudah tampak,” ucap Romo Tirun. (Tp / IM )