Kronologi Penyerbuan Kediaman Ketua FPI DPD Jakarta oleh Bansor


bansor_20170418_162544Kediaman Ketua Front Pembela Islam (FPI) DPD DKI Jakarta, Buya Abdul Majid, di Jalan Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 18 April 2017 dini hari.

Rumahnya didatangi sejumlah oknum yang diduga berasal dari Barisan Ansor Serbaguna (Bansor).

Menurut Buya, kedatangan oknum sebanyak kurang lebih 50 orang tersebut berawal dari kedatangan Djarot Saiful Hidayat ke daerah tersebut pada dua minggu yang lalu dengan cara mengadakan pengajian.

Kegiatan yang menurut Buya dilakukan tanpa izini tersebut digagas oleh seorang relawan tim pasangan calon Ahok-Djarot yang merupakan tetangga Buya.

“Jadi, kalau saya cerita runut. Kurang lebih ada dua truk, itu yang waktu Djarot datang, kurang lebih 2 minggu yang lalu, saat kampanye kita bertetangga dengan Ibu Yusdiah selaku fatayat,” kata Buya di kediamannya di Jalan Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2017)..

Putrinya itu, kata dia, Ita termasuk RelaNU, relawan Nusantara.

“Bertetangga sudah lama. Dia buat pengajian. Yang menjadi ganjalan buat kami, ini kronologis dr awal ya, pengajian silahkan. Yang kita permasalahkan bersama warga. Saya tanya kepada RT nggak ada izin, kepada RW pun gak ada izin, saya tanya warga pun gak ada yang tahu,” katanya.

Buya menyatakan warga sekitar tidak menyukai kedatang Djarot.

Kemudian, setelah permasalahan selesai, tepatnya, Senin (17/4/2017) kemarin, terdapat 2 truk berisikan tenda beserta sembako yang hendak didirikan di sekitar rumahnya.

“Kemarin sore karena kan masa tenang. Udah gak boleh kan (kampanye) seperti itu. Tiba-tiba datang 2 truk isi apa saya bilang sembako 3 truk mie instan di tengah-tengah masyarakat. Tukang tendanya salah tanya,” katanya.

Di sini, kata dia, bikin acara tablig akbar tidak?

“Saya jawab, tidak. Disebut nama saya Buya Majid. Siapa yang nyuruh? Dikejar. Ternyata, dia di sana. Ini ada apa? Kok siap-siap buka tenda dan tukang tenda bilang, ini akan saya pasang tenda sepanjang Kramat Lontar,” katanya.

Kemudian, Buya yang dianggap sebagai orang yang dihormati di daerah tersebut mendapatkan laporan dari warga terkait indikasi terjadinya money politics lantaran pembagian sembako.

Terjadilah perdebatan antara warga dan pihak yang mengkoordinir pembagian sembako.

“Akhirnya karena ada indikasi money politics pembagian sembako. Saya hubungi ACTA untuk memantau. Warga pada kumpul ngadu ke saya sebagai tomas atau toga. Nah Sempat terjadi perdebatan. Ada rekamannya, sampai ACTA ini dicacimaki. Bodoh kamu segala macam,” katanya.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 3 orang murid Buya menjadibkorban pemukulan oleh oknum yang disinyalir berasal dari Bansor tersebut.

Lantas, pihaknya meminta jajaran Polres Metro Jakarta Pusat untuk memperketat pengamanan jelang bergulirnya pemungutan suara esok hari.( WK / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Kronologi Penyerbuan Kediaman Ketua FPI DPD Jakarta oleh Bansor

  1. Perselingkuhan-Intelek
    April 18, 2017 at 10:26 pm

    si Buya FPI itu mengada-ngada mau merusak Paslon tertentu, tahu lah tabiat buruk si FPI sih, preman gitu apa saja di halalkan asal bisa merusak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *