FPI Banjar mengobrak-abrik Warung Nasi dan Pedagang Baso + FPI “Sweeping” Pasar 17 Agustus Pamekasan


BANJAR – Aksi sekitar 50 anggota Front Pembela Islam (FPI) Kota Banjar mengobrak-abrik beberapa
warung nasi dan pedagang baso yang buka saat bulan suci Ramadaan, berujung ricuh pada Minggu (21/
8/2011). Dalam aksinya, puluhan anggota FPI yang menyisir warung nasi mau pedagang bakso yang
berjualan di siang hari, berlangsung anarkistis.

Ngaenah (40) bersama suaminya Jana (43), salah satu pedagang bakso di Jalan Kenanga menjadi amukan
puluhan massa FPI hingga gerobak miliknya hancur. “Sebentar lagi kan lebaran, saya perlu makan perlu
resiko (biaya), apalagi sekarang serba mahal, daripada nyolong,” ungkap Ngaenah kepada INILAH.COM
di lokasi kejadian. Menurut dia, puluhan anggota FPI itu langsung menyerang dan merusak gerobak
dagangan mereka tanpa berkata apa-apa. “Datang-datang mereka langsung merusak gerobak. Saya juga
kenal sama santri-santri itu karena mereka tetangga saya,” paparnya

Massa FPI merusak gerobak para pedagang menggunakan kayu tongkat. Bahkan Jana sempat kena pukul
oleh salah seorang anggota FPI. “Saat itu, saya hanya bisa pasrah melihat perusakan gerobak oleh FPI.
Semoga kelakuan santri-santri itu dibalas sama Allah,” ucap Jana.

Sementara itu, Ketua FPI Kota Banjar Ujer Jamaludin mengaku, apa yang dilakukan anggotanya itu
di luar kendalinya. Diduga aksi itu terjadi karena ada provokasi. Karena pada awalnya, aksi tersebut
hanya memberikan imbauan kepada pedagang yang berjualan di siang hari. ”Secara pribadi saya sangat
menyayangkan terjadinya aksi tersebut. Aksi massa FPI yang diluar kendali itu diduga ada provokasi,”
ujar Ujer kepada wartawan di kediamannya seusai berkordinasi dengan perwakilan pedagang.

Dia menegaskan, tindakan anarkistis seperti pengrusakan dan pemukulan, tidak dibenarkan dalam hukum
Islam dan negara. ”Jika kalian merasa dianiaya atau dirugikan oleh oknum FPI, silahkan anda laporkan ke
pihak kepolisian,” tegasnya.

Kapolresta Banjar AKBP Teddy Hermansyah pun menyayangkan. insiden pengrusakan disertai
pemukulan yang dilakukan massa FPI tersebut. ”Sebelum bulan puasa, kami telah berkordinasi dengan
berbagai pihak agar tidak melakukan sweaping secara sendiri-sendiri,” terang Teddy kepada wartawan
di Mapolresta Banjar. Jika ada warga yang melaporkan kejadian pengrusakan dan pemukulan, Teddy
berjanji akan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.

 

FPI “Sweeping” Pasar 17 Agustus Pamekasan

PAMEKASAN – Front Pembela Islam (FPI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tidak memberi ampun
kepada sejumlah pemilik warung di pasar 17 Agustus, Pamekasan, yang memaksa membuka warung
dan berjualan di bulan Ramadhan. Warung-warung tersebut diobrak-abrik karena sudah dianggap
mengganggu kesucian Ramadhan.

Bersarkan pantauan di lapangan, Kamis (18/8/2011), anggota FPI melakukan tindakan dengan
menendang pintu warung yang berjejer di sebelah barat pasar tradisonal tersebut. Semua orang yang
sedang asyik menikmati secangkir kopi, lari tunggang-langgang berhamburan keluar dari warung saat
mengetahui laskar FPI merazia tempat tersebut.

Nuriyah (47), salah satu pemilik warung yang diobrak-abrik FPI tidak mau disalahkan. Sebab bukan
cuma dia sendiri yang membuka warung dan berjualan di siang hari, tapi beberapa warung lainnya ikut
berjualan terutama di saat hari pasaran.

“Bukan hanya saya yang jualan, kenapa kalian tiba-tiba ngamuk di warung saya,” terang Nuriah lantang.
Tampaknya ocehan Nuriah tidak dihiraukan anggota FPI. Beberapa gelas dan piring di dalam warung
tetap dihancurkan.”Ini sudah tidak menghormati orang yang berpuasa,” kata salah satu anggota FPI.

Aksi FPI menjadi tontonan ratusan warga yang sedang berbelanja di pasar tersebut. Maklum hari ini
bertepatan dengan hari pasaran. Beberapa komentar warga menanggapi aksi tersebut. “Ngapain FPI
ngamuk di warung-warung, terserah orang apa mau puasa atau tidak. Tak perlu FPI yang menjaganya,”
ungkap Subaidi, salah satu warga.

Setelah puas mengobrak-abrik beberapa warung, anggota FPI terlihat adu argumen dengan beberpa
anggota Satuan Polisi Pamong Praja Pamekasan yang ikut dalam aksi sweeping tersebut.FPI menilai
tidak ada tindakan nyata yang dilakukan pasukan berseragam coklat tersebut. Menurut salah satu anggota
FPI, sepantasnya Satpol PP memberikan sanksi tegas berupa penutupan atau angkut paksa yang tidak
mematuhi peraturan daerah. Sebab mereka sudah tidak menghormati mereka yang sedang menjalankan
ibadah puasa.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *