100 TAHUN JOHN LIE DIPERINGATI


Jakarta, March 9, 2011 . /Indonesia Media – Peringantan 100 tahun Pahlawan Nasional John Lie
dilaksanakan di Markas Komando (Mako) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jalan
Gunung Sahari, Jakarta Pusat, dalam suatu upacara peringatan yang dipimpin Inspektur Upacara Kepala
Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, Rabu (9/3).

John Lie adalah pejuang bahari dari suku Tionghoa yang dilahirkan di Manado pada tanggal 9 Maret
1911, sejak muda John Lie telah mewarisi jiwa dan semangat bangsa bahari yang menjadi jati diri Bangsa
Indonesia sehingga memilih samudera sebagai medan baktinya. John Lie bergabung dengan Angkatan
Laut Republik Indonesia (ALRI) karena tergerak rasa nasionalismenya saat gaung proklamasi bergema
di tanah air. John Lie yang pada saat itu berada di Irian dengan Kapal MV Tosari dan tergabung dengan
Komando Sekutu di Asia Pasifik, sebagai bentuk panggilan ibu pertiwi tercinta yang membutuhkan
darma bakti putra-putri terbaiknya dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Rapublik
Indonesia. Sebagai pejuang bahari John Lie memutuskan bergabung dengan ALRI Pangkalan XII Cilacap
pada tahun 1946.

Kiprah John Lie dalam mengawal perjuangan kemerdekaan Indonesia yang sangat menonjol tampak
saat menjadi Komandan Kapal Speedboat ALRI bernama “Out Law” yang tergabung dalam skuadron
Penerobos Blokade Belanda. Selama menjadi Komandan Out Law John Lie berhasil memasukkan
sejumlah besar senjata dan berbagai bahan kebutuhan pokok dari luar negeri yang sangat dibutuhkan
oleh para pejuang dan rakyat Indonesia. Patriotisme dan Nasionalisme John Lie sebagai salah satu
putra terbaik Indonesia tidak terbatas menyeludupkan senjata namun juga turut berperan dalam
meyakinkan berbagai kalangan di luar negeri bahwa perjuangan kemerdekaan Indoenesia adalah
perjuangan mempertahankan kedaulatan negara dan pejuang Indonesia bukan gerombolan eksrimis atau
pemberontakan tetapi Tentara Nasional Indonesia sejati. Pengabdian John Lie kepada tanah air Indonesia
dan kecintaannya kepada ALRI tidak sebatas saat periode Perang Kemerdekaan. Hal Itu tampak pada
perannya dalam operasi-operasi pemulihan keamanan dan penumpasan pemberontakan di dalam negeri,
diantaranya penumpasan Republik Maluku Selatan pada tahun 1950. Berkat kepemimpinannya John
Lie tidak hanya dikagumi oleh ALRI namun juga oleh angkatan-angkatan lainnya. Hal tersebut tampak
pada kepercayaan pemerintah yang mengangkatnya menjadi Komandan Angkatan Tugas (AT) Operasi
Gabungan dalam rangka penumpasan pemberontakan PRRI-Permesta pada tahun 1958. John Lie yang
memasuki masa pensiun di tahun 1967 tetap memegang teguh kebanggaannya kepada Negara Indonesia
dan TNI Angkatan Laut hingga dipenghujung usianya.

KASAL dalam amanatnya mengatakan, sebagai generasi penerus, peristiwa tersebut dijadikan contoh dan
teladan bagi seluruh prajurit Angkatan Laut. Sikap kepahlawanan dan patriotisme ditunjukan oleh ksatria
pelaut sejati yang dengan gagah berani melakukan perlawanan terhadap Belanda dalam mempertahankan
tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut dikatakan Kasal, nilai-nilai
luhur yang ditunjukan dalam peristiwa sejarah perjuangan para pahlawan seharusnya dapat diteladani
diantaranya adalah semangat pengabdian dan pengorbanan yang tulus, ikhlas dan rela mengorbankan jiwa
dan raganya demi menjaga martabat bangsa serta sikap teguh pada tujuan yang dilandasi keberanian yang
memiliki patriotisme sejati. Nilai-nilai tersebut juga merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang gigih dan tidak mudah menyerah.

Dihadapkan pada tuntutan tugas yang penuh dengan tantangan dan semakin kompleks dimasa mendatang,
melalui upacara peringatan seratus tahun hari lahirnya Pahlawan Nasional Laksamana Muda TNI John
Lie, Kasal mengajak untuk bersama-sama mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan
yang telah diwarisi, sebagai kontribusi positif dan karya nyata dari segenap generasi muda, generasi
penerus bangsa, dalam rangka mendukung pembangunan nasional, mencapai cita-cita bangsa untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Upacara peringatan tersebut dihadiri Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya
TNI Marsetio, M.M, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Hari Bowo,
M.Sc, para Pejabat TNI Angkatan Laut, Istri dan Keluarga Pahlawan Nasional Laksamana Muda TNI
(Purn) John Lie, serta dikiuti oleh seluruh personel baik militer maupun pegawai negeri sipil yang berada
di Mako Koarmabar ditambah dengan perwakilan siswa-siswi dari Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas. Tidak ketinggalan jajaran dari tokoh-tokoh Tionghoa dari berbagai organisasi
masyarakat.

Acara yang di mulai tepat jam 7:00 pagi itu, ditutup dengan pagelaran ketangkasan group Barongsai yang
sangat memukau hadirin.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *